Senin, 28 Januari 2013

karya seni rupa terapan

A.   Keragaman Jenis, Bentuk, dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Terapan    Daerah Setempat
Masyarakat Indonesia termasuk ke dalam masyarakat multikultular yang memiliki beraneka ragam suku bangsa dan budaya yang berbeda, termasuk karya seni yang diciptakannya, seperti bentuk bangunan tempat tinggal, pakaian daerah, dan ragam hias (ornament) yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Begitupun dengan karya seni rupa yang dihasilkan. Masing-masing daerah memiliki jenis dan bentuk karya seni rupa yang berbeda.
Sebelum membahas tentang seni rupa tradisional daerah setempat, ada baiknya terlebih dahulu disinggung sekilas mengenai pengertian seni dari beberapa tokoh, di antaranya sebagai berikut :
1.   Achdiat Kartamihardja berpendapat bahwa seni adalah aktivitas rohani  manusia yang merefleksikan realitas ke dalam suatu karya.
2.   Ki Hajar Dewantara mengemukakan pendapatnya, seni adalah perbuatan manusia yang timbul dari perasaan dan bersifat indah sehingga mampu menggerakkan jiwa dan perasaan.
3.   Thomas Munro berependapat bahwa seni adalah alat buatan manusia untuk menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya. Efek-efek tersebut mancakup segala tanggapan yang berwujud pengamatan, pengenalan, imajinasi, baik yang rasional maupun irisional.
      Beberapa pendapat diatas menunjukkan bahwa seni sebagai ciptaan manusia yang mengandung keindahan. Ada dua unsur pokok seni yang harus kita ketahui, pertama seni sebagai hasil karya manusia dan kedua, seni mengandung unsure keindahan. Betapapun indahnya suatu benda, jika bukan hasil karya manusia, maka tidak disebut karya seni. Contohnya, pemandangan alam, kerlap-kerlip bintang, dan pelangi yang indah. Sebaliknya, meskipun suatu benda diciptakan manusia, tetapi tidak mengandung keindahan, maka tidak dapat disebut karya seni. Contohnya, cangkul, batu bata, dan sabit.
      Pengelempokkan seni menurut media dibagi menjadi seni suara, seni rupa, seni sastra, seni tari, dan seni teater. Dalam seni rupa ada tiga komponenseni yang menjadi pertimbangan, yaiyu tema, bentuk dan isi atau makna simbolik. Tema merupakan pokok permasalahan yang digunakan sebagai dasar dalam berkarya, sedangkan bentuk merupakan wujud visual sebuah karya seni rupa yang disusun untuk mengungkapkan makna tertentu.
1.   Jenis dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Terapan Daerah 
    Karya seni rupa yang ada di Indonesia telah ada sejak zaman purba, hal ini terbukti dari berbagai peninggalannya yang masih dapat kita lihat, Seperti  arca, lukisan, dan dolmen. Adapun karya seni rupa yang terdapat di Indonesia dapat dibedakan menjadi berbagai jenis berikut ini.
a.   Seni Lukis 
      Seni lukis, yaitu karya seni yang dibuat dengan proses melukis. Karya seni lukis muncul sejak zaman prasejarah. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya lukisan pada dinding gua Leang-Leang Sulawesi Selatan. Lukisan tersebut sebagaai media ekspresi dan sekaligus media permohonan sehingga bentuk yang dilukis berupa simbol-simbol yang mengandung makna tertentu.
    Seni lukis terapan yang ada di Indonesia dapat dijumpai di berbagai daerah, seperti seni lukis kaca dari Cirebon, seni lukis Sukaraja Banyumas, seni lukis dari Bali, dan seni lukis Papua. Masing-masing daerah memiliki keunikan tersendiri.
1)   Seni Lukis Kaca dari Cirebon
     Di daerah Cirebon dan sekitarnya terdapat seni lukis yang unik karena menggunakan alat dan bahan yang berbeda dengan seni lukis yang kita kenal selama ini. Cirebon memiliki kesenian (seni rupa) berbentuk lukisan kaca. Disebut dengan nama lukisan kaca karena media yang digunakan adalah kaca sebagai kanvasnya. Sedangkan bahan untuk melukis menggunakan cat kayu.
    Lukisan kaca banyak menggunakan warna-warna murni, artinya warna yang digunakan tidak dicampur di atas kaca seperti pelukis umumnya mencampurwarna di atas kanvas. Sementara tema-tema yang diambil biasanya berupa gambar kaligrafi Al-Qur’an mesjid, buraq, dan sebagainya .  
2)   Seni Lukis Batik Pekalongan
Pekalongan terkenal sebagai kota batik karena banyak penduduknyayang membuat kerajinan batik. Hampir di seluruh wilayah Pekalongan terdepat sentra-sentra kerajinan batik. Bahkan, saat ini banyak dijumpai grosir-grosir batik yang menjual berbagai macam kerajinan yang terbuat dari kain batik.
Batik tidak hanya digunakan sebagai bahan pakaina saja, tetapi dapat digunakan untuk keperluan lain, seperti untuk hiasan dinding, gorden, taplak meja, tutup saji, payung, dan kap lampu.        
3)   Seni Lukis Bali
Bali merupakan salah satu pusat kesenian di Indonesia. Bali juga termasuk pulau modern yang tetap  nilai-nilai tradisionalnya. Hampir seluruh sendi kehidupan di Bali dikerjakan dengan sentuhan seni.
Selain terkenal dengan tarian-tariannya, Bali juga terkenal dengan lukisan yang sangat khas. Bali memiliki Ubud sebagai pusat seni lukis. Namun, seni lukis Ubud kebanyakan berupa seni lukis modern yang sudah terpengaruh oleh seni lukis Barat.
Salah satu pusat seni lukis tradisional Bali berada di banjar Sangging. Sangging (Jawa : sungging) berarti lukis. Seni lukis di banjar (desa) ini tekah ada sejak dahulu dan diwariskan secara turun-temurun. Lukisan tradisional Bali biasanya dikerjakan dengan bahan warna alam. Sementara bentuk perspektifnya menggunakan perspektif  bersusun. Artinya, untuk menggambarkan jauh-dekat dibuat bersusun ke atas. Dengan demikian, ukuran benda jauh dan dekat terlihat sama.
Tema-tema lukisan Bali sangat bervariasi, tetapi sebagaian besar mengambil tema tumbuhan, bintang, epos cerita Ramayana, dan epos Mahabharata.
4)   Seni Lukis Sukaraja
Sukaraja adalah sebuah kecamatan di Jawa Tengah. Daerah ini terkenal dengan gethuk gorengnya. Selain itu, Sukaraja juga memiliki daerah yang menghasilkan lukisan. Lukisan Sukaraja tidak dibuat sebagai benda seni murni, tetapi lebih sebagai kegiatan kerajinan karena pembuatannya bersifat massal.
Lukisan Sukaraja biasanya dibuat menggunakan bubuk warna yang dicampur dengan terpentin dan vernis. Lukisan Sukaraja banyak mengambil tema-tema yang seragam, yaitu pemandangan alam, yang terdiri dari pohon, sungai, langit, awan, gunung, air pancuran, dan laut.
5)   Seni Lukis Papua
             Seni lukis tradisional yang ada di Papua adalah lukisan yang dibuat di atas lembaran kayu. Jenis pohon yang digunakan kulit kayunya adalah jenis pohon tertentu. Pohon yang dapat diambil kulitnya juga harus mempunyai diameter batang yang cukup besar. pohon yang sudah memenuhi syarat yang lain di tebang dari bawah. Setelah roboh, batang pohon di potong-potong dengan ukuran panjang 1 hingga 1,5 meter. Setelah itu, kulit kayu dikelupas. Kulit kayu yang sudah dikelupas kemudian dibuang kulit luarnya. Bila pekerjaan ini sudah selesai kemudian kulit kayu dipukul-pukul dengan kayu bulat hingga tinggal serat-seratnya saja sehingga menjadi luntur seperti kain. Langkah selanjutnya, kulit kayu yang sudah lentur dicuci dan dijemur.
  Setelah kulit kayu kering, maka pekerjaan melukis dapat dimulai dan lukisan kulit kayu dari papua hanya menggunakan warna hitam dan putih.
b.   Seni Patung   
Seni patung adalah karya seni yang dibuat dengan proses membentuk sebuah benda, yang biasanya terbuat dari batu, kayu, semen, dan bahan lainnya. Karya seni patung sudah ada sejak zaman purba berupa patung-patung primitife. Patung-patung tersebut digunakan sebagai sarana pemujaan terhadap roh nenek moyang.
c.    Seni Relief                
Seni Relief, yaitu karya seni yang dibuat dengan prose mengukir. Karya seni relief mulai nampak pada zaman Hindu, Budha, dan Islam. Tema yang dipakai biasanya berkaitan dengan kepentingan agama. Hal ini bisa dilihat dari relief pada dinding candi prambanan dan candi Borobudur.
d.   Seni Kriya
Seni kriya, yaitu karya seni yang cara pembuatannya dikerjakan langsung oleh tangan manusia. Oleh karena itu, seni kriya sering disebut pula kerajinan. Contohnya, kerajinan tangan dari bambu yang dibuat oleh masyarakat daerah Tasikmalaya dan kerajinan rotan daerag Cirebon.
e.   Seni Grafis
Seni grafis, yaitu karya seni yang dibuat dengan proses dicetak. Ada beberapa teknik cetak yang biasa dipakai untuk membuat karya seni grafis, di antaranya adalah cetak tinggi, cetak dalam, cetak datar, dan cetak saring (sablon).
f.     Seni Keramik  
Seni keramik, yaitu karya seni yang dibuat dari bahan tanah liat atau lempeng yang dibakar dengan suhu tertentu.
Karya seni ini lebih dikenal dengan nama gerabah. Ada beberapa daerah pengrajin karya seni keramik, diantaranya Plered Purwakarta, dan Kasongan-Yogyakarta.
g.   Seni Desain  
Seni desain, yaitu karya seni yang dibuat dengan proses pembuatan suatu rencana. Ada berbagai macam seni desain, di antaranya adalah desain interior, desain produk, desain arsitektur, dan desain grafis. Karya seni ini lebih dikenal pada zaman modern.
2.   Bentuk-Bentuk Karya Seni Rupa Terapan Daerah Setempat.
Bentuk merupakan wujud yang ditampilkan atau yang tampak sehingga dapat dilihat dan diraba. Bentuk-bentuk yang ditampilkan dalam karya seni rupa umumnya tidak hanya sebatas menata atau menyusun unsur-unsur seni rupa seperti, garis, warna, tekstur, tetapi juga sebagai symbol-simbol tertentu yang memiliki makna tertentu pula.
Bentuk-bentuk karya seni rupa berdasarkan ukuran (dimensi) dapat dibedakan menjadi bebrapa bentuk berikut ini.
a.    Seni Rupa Dua Dimensi (2D)
     Seni rupa dua dimensi merupakan karya seni rupa yang memiliki ukuran panjang, dan lebar berbentuk bidang, seperti lukisan, karikatur, batik, ilustrasi, dan grafis. Karya seni rupa dua dimensi bias dilihat dari corak kain batik yang berasal dari Garut, kain batik Pekalongan, dan kain batik Cirebon.
b.   Seni Rupa Tiga Dimensi (3D) 
 Seni rupa tiga dimensi merupakan karya seni rupa yang memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi sehingga berbentuk bangun atau ruang (volume), seperti patung, bangunan (bangunan arsitektur), seni instalasi, dan keramik. Seni rupa tiga dimensi dapat dinikmati dari berbagai arah.
c.    Seni Relief
     Seni relief merupakan seni rupa yang berada di antara seni rupa dua dimensi dengan seni rupa tiga dimensi sehingga memiliki ketebalan. Contohnya, Seni ukir Jepara, seni relief Candi Borobudur, dan seni relief Candi Prambanan. Karya seni relief hanya dapat dinikmati dari satu arah (muka).
3.   Beragam Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Terapan Daerah Setempat 
Pembuatan karya seni rupa yang terdapat di berbagai daerah di Indonesia dilakukan dengan berbagai macam teknik, antara lain teknik batik, teknik cetak , dan teknik las.
a.   Teknik Batik
Karya seni rupa yang disebut dengan cara ini memerlukan bahan dan peralatan khusus, serta pembuatannya melalui produser yang berbeda dengan teknik yang lain. Bahan dasar yang digunakan untuk membatik, antara lain kain putih yang dapat ditempeli lilin atau malam sebagai bahan perintang dan kain tersebut dapat meresap warna, bahan pembangkit warna, bahan pelarut napthol, bahan pelarut garam, serta malam atau lilin.
Batik juga dapat dijadikan media ekspresi seperti lukis batik. Batik lukis adalah batik yang dikerjakan dengan teknik lukis. Melukis batik dikerjakan dengan media bahan-bahan batik seperti lilin malam (wax), dan pewarna batik. Pewarnaan batik lukis biasanya menggunakan teknik coletan atau dulitan yaitu teknik pewarnaan manggunakan kuas yang terbuat dari bilah bambu yang dihaluskan salah satu ujungnya.
b.   Teknik Cetak
Karya seni rupa yang dilakukan dengan teknik cetak, antara lain berupa fotografi, semua karya seni grafis, dan karya desain grafis. Proses pembuatannya membutuhkan acuan cetak yang dipakai sebagai klise. Dengan klise tersebut memungkinkan karya dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan bentuk, warna, dan kualitas yang sama
c.     Teknik Las
Dalam membuat karya seni patung dapat menggunakan bahan dari batu andesit, logam, perunggu, atau kayu. Teknik las digunakan untuk membuat patung yang berbahan dasar perunggu atau logam lainnya. Sentra-sentra industri kerajinan logam, antara lain terdapat di Klaten, Juana, dan Mojokerto.
B.   Beragam Fungsi dan Makna Karya Seni Rupa Terapan Daerah Setempat
Karya seni rupa yang diciptakan tidak semata-mata hanya sebagai media ekspresi senimannya, tetapi ada banyak karya seni rupa yang diciptakan karena alasan tertentu. Hal-hal yang melatarbelakangi diciptakannya suatu karya seni rupa, misalnya karena alasan yang berkaitan dengan upacara adat sehingga karya seni yang diciptakan mengandung makna simbolik yang berkaitan dengan kepercayaan.
1. Fungsi Karya Seni Rupa
Karya seni rupa memiliki fungsi dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia. Berdasarkan funsinya, karya seni rupa dapat dibedakan menjadi berikut.
1.    karya seni rupa murni, yaitu karya seni rupa yang diciptakan untuk membnuhi kepuasan batin senimannnya dan tidak memiliki tujuan praktis. Contohnya, lukisan, patung, hiasan dinding, dan elemen-elemen estetis pada sebuah interior.
2.    Karya seni rupa terapan, yaitu karya seni rupa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari manusia. Oleh karena itu, di dalam pembuatannya selalu memerhatikan azas form follow function ( bentuk mengikuti fungsi). Contohnya, meja, kursi, vas bunga, dan pakaian, sedangkan karya seni rupa yang digunakan untuk keperluan upacara adat biasanya memiliki makna tertentu berkaitan dengan kepercayaan masyarakat pendukungnya.

a.   Perisai/Kelembit
Perisa atau kelembit termmasuk benda seni rupa daerah Kalimantan dari suku Dayak. Benda ini mula-mula mempunyai fungsi sebagai alat penangkis dalam peperangan melawan musuh. Perisai terbuat dari kayu ringan, tetapi tidak mudah pecah, perisai juga berfungsi sebagai alat penolong saat kebakaran atau untuk melindungi diri dari nyala api, untuk perlengkapan menari dalam tari perang, alat untuk melerai perkelahian, dan perlengkapan untuk upacara Belian.
Adapun Motif yang digunakan untuk menghias perisai terdiri dari 3 motif, yaitu sebagai berikut.
a. Motif burung enggang (Kalung Tebengaang).
b. Motif naga/anjing (Kalung Aso’)
c. Motif topeng (Kalung Udo’)
b.    Ulap Doyo
 Ulap Doyo merupakan nama kain sebagai benda seni rupa daerah Dayak Benuaq. Ulap berarti kain, Doyo adalah nama sebuah jenis tumbuhan di Kalimantan. Jadi ulap doyo artinya kain yang terbuat dari pohon Doyo. Kain dari serat daun Doyo ini merupakan hasil kerajinan yang hanya dibuat wanita-wanita suku Dayak Benuaq yang tinggal di Tanjung Isuy. Tanaman doyo menyerupai pandan, tumbuh dengan subur di Tanjung Isuy. Saat ini fungsi ulat doyo berkembang menjadi hiasan dinding.
c.    Bening Aban

Bening aban adalah alat untuk memanggul anak yang hanya terdapat pada masyarakat suku Dayak Kenyah. Alat ini terbuat dari kayu yang biasanya dihiasi dengan ukiran atau dilapisi dengan sulaman manik-manik dan serta uang logam.


d. Mandau
Mandau merupakan senjata tradisional khas suku Dayak yang menyurupai pedang. Mandau terbuat dari besi dengan gagang terbuat dari kayu atau tulang. Mandau termasuk benda magis. Oleh karena itu, sebelum pembuatan dimulai, terlebih dahulu dilakukan upacara adat sesuai dengan tradisi dari masing-masing suku Dayak.
2. Makna yang Terdapat dalam Karya seni Rupa Terapan Daerah Setempat
Berbagai karya seni rupa yang terdapat di berbagai daerah di Indonesia, baik yang dibuat pada zaman prasejarah maupun yang dibuat oleh manusia zaman modern memiliki makna tertentu. Contohnya, lukisan telapak tangan dan babi hutan di dinding gua Leang-Leang Sulawesi Selatan  yang berupa simbol-simbol. Menurut para ahli, gambar tersebut melukiskan harapan manusia pada zaman dahulu agar berhasil dalam perburuan.
Pada zaman prasejarah karya seni rupa yang dihasilkan, seperti menhir, kubur batu, dan kalamba dihiasi ole berbagai ragam hias berupa garis lurus, setengah lingkaran, pohon hayat, anak panah, tanda silang, dan segi tiga. Menurut antropologi benda-benda kebudayaan terebut mengandung makna tertentu yang berkatan dengan konsep ketuhanan masyarakatnya, yaitu konsep ketuhanan yang bersifat duistik dengan anggapan Tuhan bersifat absolut, besar, dan menakutkan.
Ragam  hias  sebagai  symbol - simbol yang sarat makna dibagi dalam tiga kelompok, sebagai berikut.
a.    Kelompok pertama, berbentuk pahatan-pahatan relief ataupun hiasan arca pada   candi - candi.
b.    kelompok kedua, berbentuk ragam hias tumbuhan (flora) dan binatang (fauna), seperti sulur-sulur daun, bunga, singa, ikan dolpin, dan burung.
c.    kelompok ketiga, berbentuk garis atau bidang geomatris yang mengandung perlambangan tanda perhitungan hari dan bulan berupa garis-garis, segitiga, setengah bulatan, lingkaran, ikal, garis gelombang, pilin meander, swastika, dan tumpal.
Berikut ini  beberapa  ragam hias ( motif ) yang  terdapat pada berbagai karya seni rupa tradisional Indonesia.
a.    Kawung        
Motif hias kawung termasuk motif hias yang banyak dijumpai pada hiasan patung candi-candi di Jawa. Motif ini kemudian menjadi motif batik klasik, seperti batik dari Yogyakarta. Bahkan, motif ini menjadi motif terlarang yang dikembangkan di kalangan kraton Yogya dan Surakarta.
b.   Tumpal 
Pola segitiga merupakan ragam hias yang memiliki makna kekuasaan. Ragam ini dalam budaya Jawa disebut tumpal. Pada zaman Hindu ragam hias tumpal dirangkai sedemikian rupa hingga menjadi bagian dari hiasan bangunan dan arca. Ragam hias tumpal banyak dipakai untuk hiasan bagian kepala (jatamatuka) arca,dan juga pohon hayat (kalpataru) membentuk sulur-sulur daun yang djaga naga dibingkai garis segitga yang berbentuk tumpal.
Ragam hias ini dijumpai pada kain   songket Bali.    Nekara   perunggu dan priangan, ukir kayu Minangkabau, dan Moko dari papua.
c.    Swastika
     Ragam  hias ini tidak hanya terdapat di Indonesia, tetapi juga ditemukan pada kebudayaan Eropa dan Cina yang kemudian disebut kebudayaan Dong Son (kebudayaan perunggu).


d.    Pilin  
     Ragam  moti f hias pilin     dijumpai pada beberapa  benda  karya seni, seperti nekara dari   Jawa Barat,    gelang    perunggu dari pasemah ( Sumatra Selatan ), bujung dari Kerinci.
e.    Meander
     Ragam hias ini dijumpai pada seni ukir dan Toraja, seni ukir kayu dari Cirebon, dan gerabah dari Galumpang (Sulawesi).
f.     Flora
Ragam hias Flora dijumpai pada seni ukir Pekalongan, seni ukir kayu Cirebon, dan seni batik Lasem. 
Berbagai motif hias seperti yang disebut diatas banyak dijumpai pada karya seni rupa kain batik, rumah adat, hiasan pada keris dan tombak sebagai benda pusaka. Pada umumnya, seni rupa tiga dimensi diberi hiasan dengan motif geometris dan motif organis, sedangkan pewarnaan dibuat dari ramuan daun, batu-batuan, dan bahan mineral yang berfungsi untuk hiasan dan juga mengandung makna perlambangan.
C.  Sikap  Apreisatif  Terhadap  Keunikan Karya  eni Rupa Terapan Daerah Setempat
Salah satu keuntungan bangsa Indonesia yang terdiri dari beraneka suku bangsa adalah menjadi kaya akan seni budaya. Setiap daerah memiliki seni budaya masing-masing yang unik. Namun demikian, pada akhir-akhir ini banyak pihak yang khawatir baha budaya local tersebut mulai ditinggalkan oleh generasi muda. Apalaagi kini budaya asing mudah masuk melalui berbagai media seperti radio, televisi, dan internet.
Apakah salah kita mempelajari budaya dan kesenian dari luar? Tentu saja tidak, karena setiap budaya pada dasarnya baik. Hanya saja ada budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia.
Untuk dapat menumbuhkan kecintaan dan memahami kebudayaan sendiri, maka perlu mempelajari latar belakang penciptaan buday itu sendiri. Termasuk di dalamnya kebudayaan seni rupa di daerah masing-masing, sedangkan untuk dapat menumbuhkan kecintaan dan mengapresiasikan diri terhadap berbagai keunikan karya seni rupa terapan daerah, banyak cara yang dapat ditempuh, di antaranya dengan mengunjungi museum budaya, menyaksikan pameran budaya, dan mengunjungi sentra-sentra industri kerajinan yang terdapat di daerah masing-masing.    

soal:
-Menyebutkan contoh karya seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi masing-masing lima!
Karya seni rupa dua dimensi:
1. Lukisan Gua Ceruk Muna  2. Lukisan Liang(Gua) Kobori  muna
3. Lukisan Layang-layang pulau Muna
4. Lukisan kuda Gua Mabulo
5.
Karya seni rupa tiga dimensi:
1. Benteng keraton Buton
2. Kerajaan Muna
3. Rumah Adat Benua Wolio

4. Rumah Adat Laika Mbu’u
5. Rumah Adat kerajaan muna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Tweet oleh @meldyok