1.
MELALUI BULAN BAHASA TINGKATKAN RASA NASIONALISME DAN
CINTA BAHASA INDONESIA
Assalammualaikum. Wr. Wb.
Yang terhormat Guru Bahasa Indonesia, Ibu Hasdiana
Berserta teman-teman kelas Akselerasi XI yang saya
banggakan.
Puji serta syukur marilah kita panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat rahmat dan hidayahnya kita masih
diberikan sehat wal afiat sehingga dapat berkumpul dan berada di tempat yang
mudah-mudahan dimuliakan oleh-Nya.
Terima kasih kepada guru bahasa
Indonesia, Ibu Hasdiana dan teman-teman yang sudah menyempatkan diri untuk
berada di tempat ini.
Bulan Bahasa merupakan bulan dimana setiap orang dapat
mengekspresikan bakatnya terutama dalam bidang sastra yang bertujuan untuk
lebih mencintai Budaya sendiri yaitu budaya Indonesia. Oktober ditetapkan
sebagai bulan bahasa oleh Bapak Soeharto karena pada 28 Oktober 1928 para
pendahulu bangsa kita menetapkan Sumpah Pemuda dengan bahasa, sebagai butir
ketiganya. Meski semangat bulan bahasa ini hanya setahun sekali, namun itu
mengandung makna negeri ini punya kepedulian terhadap budaya bangsa khususnya
bahasa. Salah satu dasar pentingnya memperingati acara bulan bahasa yakni agar
masyarakat mengetahui dan mengerti tentang budaya bangsa Indonesia dan bagi
para pelajar khususnya di SMPN 1 Kendari untuk selalu melestarikan budaya
bangsa terutama dalam penerapan berbahasa agar budaya kita akan selalu ada dan
menjadi lebih baik.
Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam acara bulan
bahasa terdiri dari beberapa kegiatan seperti, kegiatan yang diadakan sebagai
ajang berkarya dan berekspresi, ada kegiatan yang diadakan sebagai ajang
peningkatan kualitas berbahasa Indonesia, dan ada kegiatan yang diadakan
sebagai ajang perlombaan.
Demikianlah
pidato yang dapat saya sampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi semua yang
mendengarnya, kurang lebihnya saya mohon maaf.
Wassalammualaikum Wr. Wb.
2.
MELALUI BULAN BAHASA TINGKATKAN RASA NASIONALISME DAN
CINTA BAHASA INDONESIA
Asalamu’alaikum Wr. Wb.
Marilah kita memanjatkan puja dan puji
syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada kita semua sehingga pada kesempatan kali ini kita dapat berkumpul
disini.
Perkenankanlah saya pada kesempatan kali
ini menyampaikan uraian pidato yang bertema Negeriku Indonesia, Surga
Warisan.
Enam puluh delapan tahun sudah
sangsaka merah putih berkibar di bumi persada tercinta. Cucuran darah dan air
mata mewarnai perjuangan para pahlawan bangsa demi marebut kemerdekaan. Kala
itu semboyan kita adalah “merdeka” atau “mati”.
Tatkala kemerdekaan telah berada di tangan, gegap gempita, suka cita,
bergemuruh di dada rakyat Indonesia. Tujuh Belas Agustus Seribu Sembilan Ratus
Empat Puluh Lima tersemat sebagai hari keramat bagi bangsa Indonesia. Indonesia
merdeka. Dada membusung, kepala mendongak, citra negeri terangkat.
Kebanggan
akan keanekaragaman suku dan budaya yang tiada tandingannya. Kebanggaan akan
negeri yang subur nan elok, sarat oleh kekayaan alam yang melimpah ruah.
Pesona negeri ini pun menebar harum ke penjuru dunia.
Negeri yang
menghijau dari daratan Aceh hingga pegunungan di Merauke. Negeri yang keindahan
lautnya menyebar dari selat Malaka, ke laut Jawa, hingga laut Banda. Negeri
yang kandungan alamnya menyebar dari ujung Caltex (Riau) ke kandungan minyak di
Blog Cepu, hingga Freeport (emas dan tembaga) di kaki bukit Jaya Wijaya Papua.
Negeri yang subur
akan beragam tanaman (jagung, padi, kacang, kedelai, cengkeh, pala, kopi,
kelapa) tersebar dari ujung Pulau We sampai perbatasan Papua Newguine. Negeri
yang mengundang decak kagum penghuni negara lain di seantero belahan dunia.
Teman-teman sekalian
Inilah
Indonesiaku, surga warisan. Negeri yang teramat kucinta meskipun semua
kebangaan, keindahan, dan segala pesonanya itu hanya merupakan puing-puing masa
lalu yang terlanjur menjadi dongeng sebelum tidur. Kini, surga itu telah hilang
ditelan amukan zaman dan murka sang waktu.
Sungguh
ironis, bangsa Indonesia seakan tidak sanggup bangkit dari keterpurukan. Satu
persatu budaya dan aset bangsa dicuri dan diakui bangsa lain. Perlahan-lahan
semua kekayaan alam kita dipreteli dan kehidupan anak bangsa
dimarginalkan bertahun-tahun. Bukan hanya oleh kaum imperialis tetapi oleh
pengkhianat-pengkhianat bangsa yang tega menjual aset-aset bangsanya sendiri.
Masya Allah,
Indonesiaku sayang, Indonesiaku malang. Ingatkah kita, para ulama sering
mengatakan bahwa hubbul wathân minal iman. Cinta tanah air itu sebagian
dari iman. Apakah iman masyarakat Indonesia sekarang ini mulai terkikis seiring
derasnya arus globalisasi?
Teman-teman yang budiman …
Sebagai
generasi muda harapan bangsa, menjadi sosok yang pintar saja tidaklah cukup.
Akhlak mulia dan budi pekerti luhur sangat dibutuhkan untuk mewujudkan suatu
dunia peradaban yang adil dan sejahtera. Negeri kita membutuhkan
generasi-generasi yang dapat mencintai tanah airnya dengan sepenuh hati. Tanpa
pamrih membangun surga warisan ini demi kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Negeri kita membutuhkan orang-orang yang
berilmu dan beriman. Hanya generasi yang berilmu dan beriman yang dapat
menyelamatkan dunia peradaban Indonesia dari carut-marut kezaliman dan
keangkaramurkaan.
Marilah
rekan-rekanku kita belajar giat agar menjadi generasi yang berilmu. Sebagai
tiang utama adalah keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, Tuhan YME
perlu ditingkatkan. Keduanya harus saling selaras mengisi rongga kehidupan kita
sebagai penuntun dan pedoman untuk menjadi manusia yang lebih baik yang akan
membawa nahkoda negeri ini ke arah yang lebih baik pula.
Demikianlah
uraian pidato yang dapat saya sampaikan. Semoga memberikan manfaat. Kurang
lebihnya saya memohon maaf.
3.
MELALUI BULAN BAHASA TINGKATKAN RASA NASIONALISME DAN
CINTA BAHASA INDONESIA
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Salam
sejahtera bagi kita semua
Dengan
memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat
dan Hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat hadir pada kesempatan
kali ini dalam keadaan sehat wal afiat.
Dalam
pidato saat ini saya mewakili dari teman-teman kami untuk menyampaikan dalam
menyambut bulan bahasa ini dengan tema “melalui bulan bahasa tingkatkan rasa nasionalisme dan cinta bahasa
indonesia”
Negara
Indonesia merupakan bangsa yang kaya. Kaya akan budaya, adat istiadat. Beragam
bahasa mereka gunakan untuk berkomunikasi, berhubungan, bekerjasama dan
bersosial dengan masyarakat satu dengan yang lain.
Meskipun
begitu dengan beragam, bermacam, warna-warni adat dan istiadat, dengan
menggunakan bahasa kita dapat mengungkapkan keinginan, kemampuan, ilmu dan
pengetahuan kita dengan berbahasa Indonesia. Negara kita tetap bersatu padu dan
tidak ada perbedaan. Meski berbeda budaya ataupun adat tetapi persatuan tetap
kita pegang teguh dengan “Bahasa satu bahasa Indonesia” seperti dalam sumpah
pemuda yang telah diikrarkan dalam negara kita.
Dengan
demikian marilah kita semua sebagai generasi penerus bangsa dan calon penerus
pemimpin bangsa yang tangguh kita lestarikan bahasa kita sebagai alat
berhubungan/komunikasi dengan masyarakat, daaerah/wilayah yang berbeda. Tetapi
tetap bersatu maka dapat didasari garis merah dengan bahasa Indonesia kita
tetap bersatu.
Inilah
sedikit pidato dari saya semoga menjadikan tauladan bagi kita semua dan apabila
ada kata yang mungkin kurang berkenan, saya pribadi minta maaf yang
sebenar-benarnya